Mancing Nila di bekas tambak
Setelah berbulan bulan "gabluk" dalam artian mancing kesana kemari dengan hasil yang kurang memuaskan bahkan zong, dari beberapa spot yang disambangi dari waduk Gajah Mungkur - Wonogiri, Wadaslintang - Kebumen, Rawa Pening - Bawen, mungkin destinasi pilihan teman saya ini yang bisa dikatakan menghibur dan refreshment melepas penat dan suasana.
Tak jauh dari semarang dimana saya tinggal dan bekerja, jam 7 pagi saya sudah "mruput" bangun pagi benar.
Tidak jauh beda memang mengenai tehnik mancing nila di WGM Wonogiri yaitu dengan tehnik nyobok, tetapi karena lokasi ini dulunya adalah sawah dan disulap menjadi tambak jadi nyobok kali ini hanya sebatas pinggang orang dewasa.
Equipment dan setingan joran juga demikian, efektif joran dengan panjang 3.6m sampai 4.5m sudah sesuai dirasa untuk mancing di lokasi ini.
Dengan umpan lumut segar yang dapat dicari disekitar tambak tak perlu kuatir mengenai umpan yang akan digunakan,
Tak jauh dari semarang dimana saya tinggal dan bekerja, jam 7 pagi saya sudah "mruput" bangun pagi benar.
Dari kost otw menuju Demak ke lokasi rumah Koko
Tidak jauh beda memang mengenai tehnik mancing nila di WGM Wonogiri yaitu dengan tehnik nyobok, tetapi karena lokasi ini dulunya adalah sawah dan disulap menjadi tambak jadi nyobok kali ini hanya sebatas pinggang orang dewasa.
Equipment dan setingan joran juga demikian, efektif joran dengan panjang 3.6m sampai 4.5m sudah sesuai dirasa untuk mancing di lokasi ini.
Dengan umpan lumut segar yang dapat dicari disekitar tambak tak perlu kuatir mengenai umpan yang akan digunakan,
si Koko jawara mancing di lokasi setempat
sedang mencari lumut
inilah hasil pencarian lumut untuk umpan di lokasi
Dengan tekstur lumut yang kasar dan panjang seperti ini optimisme kami mancing kian tinggi, hahaha apalagi dengan resep teman saya satu ini dengan menambahkan bubuk minuman suplemen hemaviton di tambah sedikit garam. tidak ada penelitian secara mendalam mengapa esen semacam itu sepertinya rekomen untuk mancing nila, tapi karena saya hanya newbi di lokasi ini ga ada salahnya mencoba sesuatu yang baru bagi saya.
Sehabis ngopi dengan cuaca yang cukup cerah kami pun bergegas menuju spot mancing, disambut dengan tiupan angin sepoi2 yang menggulung riak air dipermukaan seperti sudah terbayang di pikiran kami untuk segera melempar umpan. Dengan kondisi cuaca dan spot seperti ini wajib memakai kaos lengan panjang dan sarung tangan karet dan topi karena begitu matahari naik diatas kepala kulit akan terbakar matahari, tak heran mancing sekali saja sudah cukup untuk kita dipanggil black, hahaha
Waktu menunjukan pukul 8.30, matahari mulai naik keadaan air yang cukup tenang dan beriak kecil mengisyaratkan bahwa ikan nila penghuni bekas tambak ini sudah mulai berinteraksi dengan kami, karena lumut yang kami bawa cukup banyak kami coba untuk "ngebom" dengan melemparkan segenggam padat lumut yang kami bawa tadi. tak banyak reaksi ikan menyantap umpan kami sampai beberapa puluh menit, mulai jam 9.15 mulailah beberapa ikan nila seukuran 3 jari mulai mengajak berpesta, dengan ukuran mulut yang cukup lebar tak heran walaupun mata kail kami dengan nomor 8 saja masih muat di mulut nila ukuran 3 jari, yah.. ta apalah biar kecil itu juga rejeki pantang untuk diliris kata teman saya satu itu, okelah,,, saya simpan di net wadah ikan yang saya bawa, Menit demi menit jam demi jam ahirnya spot kami pun "jadi" dalam artian nila penghuni bekas tambak sudah mulai ngumpul di spot kami, battle begin!
Dengan mata kail yang sangat tajam ( wormer sasame no 8 ) tak sulit bagi kami strike tanpa harus menghentak kuat joran kami, berbeda dengan spot lain karena kedalaman hanya kurang lebih 40 cm maka saat strike juga nila akan lari menjauh bukan melesat ke kedalaman, rata rata nila disini berukuran 3 - 5 jari orang dewasa tapi nila dengan ukuran 7- 9 jari teman saya pernah mendapatkan nya disini.
Angin berhenti, cuaca semakin panas sepertinya ikan disini semakin ogah menyantap umpan kami, kala itu pertengahan hari keadaan menjadi sepi tanpa strike yang berarti, namanya juga mancing tidak selalu joran ini dibuat melengkung, dengan sabar sambil berceloteh ria kami tetap ngobrol bicara ngalor ngidul, tak terasa hari sudah sore, ikan ikan mulai lagi lunch dengan menu lodeh lumut hemaviton kami hahahah, session dua.... kami pun direpotkan dengan sibuknya menarik joran kami, bahkan pelampung belum turun saja ikan ikan seperti tidak ada habis dan sabarnya menyantap umpan kami, wuihh capek juga lengan ini,,,
Hari mulai senja matahari mulai bergegas menggelinding ke bagian benua lain, ahirnya kami sudahi refreshing kita hari ini, dengan hasil cukup memuaskan bagi saya. Thanks Koko untuk spot nya, di lanjut di lain waktu dan kesempatan.
Hasil di hari pertama
Disarankan memakai PE untuk line di mata kail, bisa dibayangkan Nila ini bekerja juga sebagai carpenter, jangan kecewa jika putus senar saat fish on di bagian mata kail, gunakan PE!
Hari berikutnya
suasana romantis di spot kita
wajib yang lain adalah, bungkus plastik bening utk HP,jam tangan water resist juga perlu untuk " niteni" kapan ikan mulai dateng
Hari ketiga
tawes juga ada lho nyamber umpan lumut kita ...
salah satu " babon " yang kena razia, ha ha ha
- thanks -
Mantap
BalasHapus