Mancing Mujair di rumpun Mangrove

Sejak pertama kali ditemukan oleh Pak Moedjair di muara sungai serang pantai selatan Blitar Jawa Timur pada tahun 1939 ikan Mujair (Mozambique tilapia) saat ini sudah menjadi ikan yang banyak dikenal di lapisan masyarakat, karena memang ikan ini banyak ditemui sebagai bahan konsumsi sehari hari, walaupun sampai sekarang masih jadi misteri karena bagaimana bisa ikan tersebut sampai di Indonesia tepatnya di Blitar dan ahirnya menyebar ke seluruh perairan indonesia, karena penyebaran ikan ini diketahui adalah perairan Afrika sebagaimana saudara sepupunya ikan Nila, walaupun begitu informasi tersebut masih membutuhkan banyak rujukan dari sumber yang jelas dan terpercaya.( Wikipedia )

Pak Mujair penemu pertama ikan Mozambique Tilapia di Indonesia 

Mozambique Tilapia alias Mujair


 Karena saya tinggal di Semarang dan kebetulan spot mancing di semarang berdekatan dengan laut dan tambak maka tidak ada salahnya mencoba lokasi yang di informasikan teman saya Mas Sentot teman seperguruan saya,lokasi tersebut adalah tambak tambak yang sudah tidak di pergunakan lagi/ mangkrak yang banyak di jumpai di sekitar perbatasan Semarang - Demak dengan sasaran Ikan Mujair. Tak menunggu lama setelah hari libur yang sudah direquest dulu tentunya saya dan Mas Sentot berangkat pagi menuju lokasi, mancing kali ini agak berbeda dengan biasanya, sebut saja tehnik yang kami lakukan adalah "Nutul" karena yang seperti disarankan Mas Sentot spek joran direkomendasikan maksimal panjang 1.75 meter dengan bahan fiber atau carbon di sandingkan dengan reel plastik kecil, mata kail wormer no 7, senar nomor 0.20
Joran murah meriah custom saya untuk mancing Mujair

 saya sedikit bertanya tanya dalam hati bagaimana nanti tehniknya mancing seperti yang di gambarkan Mas Sentot, ahirnya tiba di lokasi rumpun mangrove tak sabar menunggu Mas Sentot mulai beraksi, ternyata mancing dengan cara Nutul ini tak jauh beda dengan tehnik "Nyobok" yang dilakukan teman teman Solo di Wonogiri saat mancing Nila, so,,,ahirnya kami menceburkan diri di air di bekas tambak yang berair payau itu , tak menunggu lama kami pun langsung menghampiri rumpun rumpun mangrove yang ditanam oleh para petani ikan bandeng sebagai batas tambak dan mencegah abrasi. kedalaman air maksimal hanya 120 cm atau setinggi dada kami. Umpan yang kami gunakan adalah cacing merah,tapi menurut Mas Sentot yang sudah ahli dengan tehnik ini dia mengatakan yang paling bagus digunakan sebagai umpan sebenarnya adalah Lengki/Cacing laut.
Lengki/Cacing Laut

ya walaupun kami tetap menggunakan cacing merah kami tetap optimis untuk battle dengan sasaran kami ikan Mujair, walaupun Lengki/cacing laut sebenarnya adalah umpan terbaik karena lengki bisa bertahan hidup di air payau karena memang habitat lengki adalah di air payau dan air laut sehingga jika memakai lengki umpan akan tetap hidup dan bergerak aktif, berbanding sebaliknya dengan cacing yang akan segera mati saat kami gunakan sebagai umpan karena tak dapat bertahan lama di air payau.
  
Menit menit pertama saya sebagai newbie hanya mengamati bagaimana tehnik memancing yaang di gunakan Mas Sentot, sampai beberapa puluh menit kemuadian Mas Sentot sudah berhasil strike dan mendapatkan ikan seukuran 5 jari, wow.... saya pun mulai semangat mencari celah celah kecil di antara rapatnya akar mangrove, dengan sedikit menggerak gerakkan joran saya, sampai beberapa menit kemudian tak satupun ikan yang menyambar umpan saya, saya perhatikan lagi tehnik Mas Sentot ohhh ternyata kedalaman senar hanya 30 cm saja dari ujung joran sampai umpan, okelah ... saya coba, dan ,, ahirnya .... strike!!! joran saya yang terbuat dari fiber melengkung tajam masuk ke sela sela akar mangrove, begitu spontan dan kuatnya Mujair, tak menunggu saya angkat joran saya dengan perlahan tapi pasti, ahirnya,,, Mujair seukuran 6 jari saya dapatkan, setelah mengetahui tehnik nya seperti jadi ketagihan saya, sela sela kecil di rapatnya akar mangrove saya jajaki semua, karena ternyata rumpun mangrove memang menjadi hunian yang nyaman bagi  Mujair, sampai pada ahirnya tak terasa hari semakin gelap, ahirnya saya dan Mas Sentot memutuskan untuk menyudahi mancing kali ini, tak mengecewakan kepis besar yang kami persiapkan terisi penuh ikan Mujair, kami pun pulang dengan hati puas, ha ha ha ...
Terimakasih untuk Mas Sentot yang sudah mengajak dan mengajari saya mancing Mujair, sampai ketemu lagi di battle selanjutnya.
Hasil Ahir mancing Mujair di rumpun Mangrove pinggiran Semarang bersama Mas Sentot

Komentar

  1. Lokasi tepatnya dimana mas.. mohon pencerahannya..

    BalasHapus
  2. Saran buat para pemancing, khusus mujair liar. Waktu paling hoki buat mujair sekitar 1 jam sebelum magrib, kalau dapat sambaran 1x, jangan berpindah lokasi karena ikan itu suka bergerombol maka dilokasi yang sama bisa terdapat puluhan bahkan ratusan ikan mujair. Sory gan gak bagi foto cuma ane sering mancing sore cuma 1 jam udah dapat puluhan ikan. Umpan paling jitu ane tetap cacing tanah, ane sudah coba banyak jenis umpan, dari alami hingga modifikasi tetap aja cacing nomber 1. Salam sisit

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mampir mancing ke Rawa Pening

Mancing Nila di bekas tambak